Senin, 26 Desember 2011

Monitoring & Evaluasi Program PNPM-MP di Kelurahan Bugis Sumbawa

Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) “ KEMANG MAWAR " adalah merupakan perwujudan dari hasil rembug warga masyarakat Kelurahan Bugis dalam rangka penanggulangan Kemiskinan khususnya di wilayah Kelurahan yang terdiri dari 11 RW. dengan 38 RT. Pada tanggal 06 Desember 2007 telah disetujui adanya Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai pimpinan kolektif dalam rangka pementasan kemiskinan di kelurahan Bugis. Badan tersebut telah disyahkan dengan Akte Notaris Drs JOKO DERPO YUWONO, SH tanggal 08 Desember 2007 nomor : 4913.

Jumat, 23 Desember 2011

Mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Dalam Upaya Mengembangkan Sistem Jaminan Social Bagi Warga Secara Terpadu dan Komprehensif

Jaminan Sosial merupakan hak dasar setiap warga, yang wajib mendapat perlindungan dari negara. Untuk itu Negara diamanatkan oleh konstitusi/UUD 1945 pada pasal 34 untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan  masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Memenuhi ketentuan ini pemerintah telah membentuk UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diundangkan pada tanggal 19 Oktober 2004. Dan selanjutnya untuk pelaksanaan UU No.40 tahun 2004 ini dibentuklah UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBJS) yang diundangkan pada tanggal, 25 Nopember 2011 dan menempatkan pada lembaran Negara No. 116 Tahun 2011.
Penyelenggaraan Jaminan Sosial secara menyeluruh dan terpadu merupakan cita-cita luhur pendiri bangsa ini, hajat orang banyak dan amanat konstitusi untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Negara mempunyai kewajiban melindungi segenap tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, berkeadilan social bagi seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu negara dalam hal ini pemerintah yang mempunyai domain terbesar untuk melaksanakan amanat ini tentu tidak boleh mengabaikan hak dasar warga, karena hal tersebut akan mengarahkan kepada salah satu bentuk pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM).

Pemerintah pusat telah membagi peran, kewenangan/urusan dengan Pemerintah daerah untuk mengembangkan system jaminan social dalam rangka mensejahterakan rakyat. Maka di dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pada pasal 22 dimana dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban, huruf (h), mengembangkan sistem jaminan social. Peran Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan Sistem Jaminan Sosial semakin kuat dengan dikabulkannya judicial review atas UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) oleh Mahkamah konstitusi Republik Indonesia.

Kabupaten Sumbawa sebagaimana pada umumnya di berbagai daerah di Indonesia memang telah melaksanakan system jaminan social, namun masih terpokus pada program jaminan kesehatan (Jamkesda) sebagai pelengkap dari program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yang berasal dari program pemerintah pusat dimana sasarannya adalah masyarakat miskin, mengacu pada data Sensus Ekonomi BPS 2005 (SE 2005) dan data ini juga yang menjdi dasar acuan sasaran penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Masyarakat miskin sasaran Jamkesmas data tahun 2010 di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa adalah sebanyak 172.414 orang, Jamkesda 34.988. Di sisi lain masyarakat Kabupaten Sumbawa yang belum jelas mendapat jaminan social adalah sebanyak 9.129 orang, yaitu masyarakat hampir miskin/rentan yang bekerja disektor informal seperti Petani, nelayan, pedagang kaki lima, dll. Sementara 13.469 orang sudah jelas mendapat jaminan social yang yang lengkap/komprehensif dari Negara, karena mereka bekerja di sector formal seperti PNS, TNI/Polri dan Karyawan perusahaan baik milik Negara maupun swasta, melalui program Taspen, Asabri, Askes dan Jamsostek.

Kenyataan diatas, menimbulkan pertanyaan. Mengapa masyarakat miskin masih terbatas pada aspek kesehatan saja, pemberian jaminan sosialnya, sementara jaminan kematian dan kecelakaan kerja serta hari tuanya tidak diprogramkan?. Lalu program jaminan social apakah dan lembaga manakah yang bisa memberi jaminan sosial bagi masyakat hampir miskin/ rentan yang bekerja disektor informal yang pada kenyataannya sekarang ini belum samasekali tersentu?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, tentu bukanlah perkara yang mudah, terutama pada tataran implementasi di lapangan. Pemerintah yang mempunyai kewajiban dalam hal ini, memang bukanlah satu-satunya pemain tunggal dalam peran mensejahterakan seluruh rakyat. Non Pemerintah/LSM (NGO) juga ikut berperan, namun domain terbesar ada pada pundak pemerintah, mulai dari tingkat pusat sampai daerah.

Mencoba memberi jawaban terhadap berbagai pertanyaan/persoalan tersebut diatas, LSM/NGO/Dunia Usaha bersama pemerintah termasuk masyarakat itu sendiri harus bergandengan tangan dalam upaya menjawabnya. Dan inilah yang menjadi semangat mengapa program ini perlu disusun, adalah sebagai wujud nyata dalam rangka membantu/ mendorong  pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa terhadap upaya mengembangkan sisten jaminan social di daerah, sebagaimana diamanatkan oleh UU 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 22.
Program kerjasama antara Yayasan BOAN dengan Yayasan Tifa Jakarta sejak 23 september 2010 yang lalu, yang telah meletakan dasar, semangat bagi upaya pengemabangan system jaminan social di Sumbawa, yang antara lain; adanya program Kerjasama antara Yayasan BOAN dengan PT. Jamsostek NTB (Mo.U No.PER/26/042011 Tgl. 29 Maret 2011) yang merupakan Pilot Project penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi Pekerja Sektor Informal, 
terdorongnya pelaksanaan Program Asuransi kesejahteraan Sosial (Askesos) di Kabupaten Sumbawa, oleh Orsos pelaksana, adanya hasil Studi Diskripsi Jaminan Sosial Bagi pekerja Sektor Informal di Kabupaten Sumbawa dan workshop Jaminan Sosial pada tanggal, 29 September 2011, yang melahirkan beberapa rekomendasi tindak lanjut 

Diskusi Politik

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol & Linmas) Kabupaten Sumbawa tadi pagi (22/12/2011) bertempat di Wisma Daerah Kabupaten Sumbawa, menyelenggarakan kegiatan Diskusi Politik dengan mengambil tema "Penguatan Kelembagaan Serta Peningkatan Peran dan Fungsi Partai Politik di Kabupaten Sumbawa Tahun 2011.
Tema tersebut diatas dipandang cukup strategis, mengingat agenda demokrasi politik di NTB khususnya tahun 2013 menyelenggarakan Pemilukada Gubernur dan 2014 Pemilu Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden.

Pada kesempatan tersebut Kepala Badan Kesbangpol & Linmas Kab. Sumbawa, Ir. H. Zulkifli selaku Penyelenggara menyampaikan laporannya, bahwa maksud dan tujuan kegiatan diskusi tersebut adalah tersosialisasinya UU No.2 Tahun 2011 tentang Partai Politik terhadap pemangku kepentingan serta tumbuhnya pemahaman bersama pada tingkat lapangan, sekaligus dari hasil diskusi dapat memberi kontribusi pada pembangunan politik di daerah kabupaten Sumbawa. sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya kesatuan persepsi baik pada tataran pemahaman maupun tataran aplikasi di lapangan daripada pemangku kepentingan. selain itu juga H. Zul melaporkan tentang kepertaan yang diundang adalah dari unsur Parpol, Ormas, Akademisi, Tokoh masyarakat/agama, dengan narasumber dari Ketua DPRD, Ketua KPUD, Kepala Badan Kesbangpol, Isnpektorat Kab. Sumbawa. adapun sumber dana kegiatan berasal dari anggaran APBD 2011 pada badan Kesbangpol & Linmas.
Pada kesempatan yang sama Bupati sumbawa yang diwakili oleh staf ahli Asisten I. DR. Ikhsan Safitri menyampaikan sambutan, berharap melalui Forum Diskusi Politik tersebut akan meperkuat kesatuan dan merekatkan masyarakat Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari berbagai suku dan golongan. selain itu juga disampaikan bahwa diskusi politik semacam itu merupakan wahana pencerdasan demokrasi, bisa menjadi forum ajang komunikasi antar lapisan masyarakat untuk membangun pemerintahan sehat di kabupaten Sumbawa , mensejahterakan masyarakat.

Rabu, 14 Desember 2011

Sumbawa


No Nama Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga* Jumlah Penduduk* Jumlah Penduduk Miskin ** Ket.
1 LUNYUK 513,74 4.719 18.123 7,854
2 ORONG TELU 465,97 1.122 4.530 3,346
3 ALAS 123,04 7.046 27.993 12,029
4 ALAS BARAT 168,88 4.927 18.425 9,097
5 BUER 137,01 3.508 13.408 6,794
6 UTAN 155,42 7.523 28.828 11,599
7 RHEE 230,82 1.750 6.908 1,813
8 BATULANTEH 391,40 2.789 10.127 4,728
9 SUMBAWA 44,83 15.362 56.649 8,150
10 LABUHAN BADAS 435,89 7.578 28.870 10,567
11 UNTER IWES 82,38 4.783 18.108 6,567
12 MOYO HILIR 186,79 5.776 22.238 5,059
13 MOYO UTARA 90,80 2.373 9.023 2,608
14 MOYO HULU 311,96 5.490 19.871 3,564
15 ROPANG 444,48 1.361 5.017 2,167
16 LENANGGUAR 504,32 1.675 6.286 2,685
17 LANTUNG 167,45 855 2.767 1,080
18 LAPE 204,43 4.109 16.131 6,347
19 LOPOK 155,59 4.679 17.550 6,400
20 PLAMPANG 418,69 6.836 27.813 9,423
21 LABANGKA 243,08 2.883 10.148 4,925
22 MARONGE 274,75 2.493 9.767 4,361
23 EMPANG 558,55 5.536 21.580 6,540
24 TARANO 333,71 3.833 15.203 5,196

Jumlah 6,643,98 109.006 415.363 142,899
Sumber : data diolah BPS Sumbawa (Susenas 2010)*, Siskin Bappeda NTB**), Adm

Selasa, 13 Desember 2011

Orong Telu

No Nama Desa Luar Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1 Senawang 160,00 389 1.633

2 Kelawis 73,00 209 685

3 Mungkin 159,97 371 1.607

4 Sebeok 73,00 499 1.983


Jumlah 465,97 1.122 4530

Alas

No Nama Desa/Kel. Luas Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1 Luar 2,03 945 4.516

2 Baru 0,50 918 3.323

3 Kalimango 2,76 853 3.898

4 Juranalas 34,05 1.371 4.753

5 Dalam 3,78 1.302 5.127

6 Pulau Bungin 1,50 698 3.232

7 Marente 69,80 593 2.644

8 Labuhan Alas 8,62 569 1.455


Jumlah 123,04 7.046 27.993 12,029



Alas Barat

No Nama Desa/Kel. Luas Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1 Mapin Rea 50,19 917 3.721

2 Mapin Kebak 34,09 739 3.499

3 Lab. Mapin 19,27 875 3.335

4 Usar Mapin 5,19 552 2.313

5 Lekong 36,00 647 3.034

6 Gontar 2,60 532 1.682

7 Gontar Baru 1,66 329 1.660

8 Mapin Beru 19,91 194 775


Jumlah 168,88 4,927 18.425 9,097

Buer


No Nama Desa/Kel. Luas Wilayah (Ha) Jumlah Rumah tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1 Pulau Kaung 9,05 445 1.876

2 Tarusa 3.544 682 2.737

3 Juru Mapin 4.628 823 3.047

4 Kalabeso 4.859 424 1.508

5 Lab. Burung 262,9 1.074 4.443

6 Buin Baru 361,8 549 2.150


Jumlah
13.700,75
3.508
13.408



Utan


No Nama Desa/Kel. Luas Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Ket.
1 Stowe Berang 11,05 884 3.162

2 Tengah 5,03 822 2.964

3 Sabedo 46,78 688 3.077

4 Motong 28,02 1.112 5.164

5 Orong Bawa 6,59 315 1.481

6 Lab. Bajo 20,10 425 1.822

7 Pukat 28,30 1.161 3.971

8 Jorok 4,53 1.597 5.602

9 Bale Brang 5,03 389 1.426


Jumlah 155,43 7.523 28.828

Rhee

No Nama Desa Luar Wilayah Jumlah KK Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10





Batulanteh

No Nama Desa/Kel. Luas Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Ket.
1 Baturotok 72,27 951 3.786

2 Tangkanpulit 48,50 388 1.526

3 Baodesa 53,24 289 1.113

4 Tepal 98,85 469 1.679

5 Batudulang 70,24 248 862

6 Klungkung 48,30 475 1.650



Jumlah 391,40 2.789 10.127

Labuhan Badas

No Nama Desa/Kel. Luas Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Ket.
1 Lab. Badas 28,00 884 3.856

2 Karang Dima 32,14 1.459 5.434

3 Lab. Sumbawa 6,30 2.689 11.883

4 Lab. Aji 291,80 526 1.927

5 Sebotok 50,00 415 1.458

6 Bajo Medang 8,65 395 1.487

7 Bugis Medang 19,00 318 1.041


Jumlah 435,89 7.578 28.870

Unter Iwes

No Nama Desa Luar Wilayah Jumlah KK Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10





Moyo Hilir

No Nama Desa Luar Wilayah Jumlah KK Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10





Moyo Utara

No Nama Desa Luar Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1 Sebewe 10,93 357 1.334

2 Pungkit 18,09 343 1.393

3 Kukin 11,00 354 1.244

4 Baru Tahan 9,67 384 1.574

5 Penyaring 26,78 697 2.451

6 Songkar 14,33 351 1.270


Jumlah 90,80 2.486 9.023

Moyo Hulu

No Nama Desa Luar Wilayah (Km2) Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Keterangan
1 Sempe 63,02 264 1.049

2 Semamung 22,48 400 1.611

3 Sebasang 19,90 582 2.099

4 Batu Tering 30,10 428 1.615

5 Batu Bulan 7,66 319 1.294

6 Mokong 52,72 624 2.202

7 Pernek 28,70 420 1.549

8 Leseng 12,82 679 2.686

9 Lito 24,18 536 1.945

10 Marga Karya 18,47 393 1.508

11 Berang Rea 22,44 319 1.274

12 Maman 9,47 421 1.579


Jumlah 311,96 5.490 19.871



PARIWISATA
( OBYEK WISATA )
1.     Dusun Talowa.
Dusun Talwa memang tempat bermukim parapande besi di tanah Samawa. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad JalaluddinIII ( 1883 – 1931 ), dusun Talowa telah dijadikan sebagaipusat pembuatan alat-alat perang dengan mendatangkan ahli-ahli pande besi tanahSamawa ke dusun tersebut. Sejak saat itulah dusun ini menjadi pusat pande besiutama di tanah Samawa yang merupakan “ pusaka “ nenek moyangnya. Berang Belo (parang panjang ) khas Sumbawa, pisau ( ladeng ), cangkul, linggis, tembilang,dangko ( arit ), mata bajak ( sarela ) dan berbagai jenis peralatan dan besidapat diperoleh dengan mudah di Dusun Talowa Desa Leseng Kecamatan Moyohulu,jaraknya 14 km dari kota Sumbawa Besar.
2.     Liang Petang
Gua alam yang dalam bahasaSumbawa disebut Liang Petang. Di dalamnya terdapat batu mirip manusia,balai-balai ( pantar ) dan alat tenun. Gua ini juga dipenuhi Stalagnit dan Stalaktit.Sangat menarik dikunjungi, baik sebagai obyek penelitian maupun sejarahpurbakala. Liang Petang terletak di Desa Batu Tering Kecamatan Moyohulu yangjaraknya sekitar 29 km dari kota Sumbawa Besar, tidak jauh dari Liang Petangterdapat sebuah Gua Kelelawar yang dalam bahasa Samawa disebut Liang Bukal.
3.     Ai Beling
Ai Beling artinya air bersuara, bunyi jejatuhanair yang menghempas-hempas batu gunung terdengar dari jarak 5 km, suara itubukan suara nyayian ajaib dari penghini hutan (baeng olat ) di Desa SempeKecamatan Moyohulu, tetapi memang benar-benar air yang jatuh dari ketinggianmerembesi batu-batu gunung, sehingga suara air yang dinamai oleh masyarakatsetempat sebagai Ai Beling terdengar nyaring dari jarak yang relatif jauh.
Di sekitar 7 km dari Ai Beling, di sana ada dusunbernama Kuang Amuk. Kehidupan komunitas masyarakat Kuang Amuk juga menawarkansuasana khas sebuah kehidupan masyarakat yang tradisional dengan rumah-rumahpanggungnya. Konon ceritanya keberadaan masyarakat Kuang Amuk di Sumbawa mempunyailatar belakang kesejarahan, pada masa zaman dahulu, perdana menteri KerajaanSumbawa yang bernama Mala Rangang membeli satu perahu orang-orang lautan ( TauLit ) yang biasanya mengarungi samudera untuk membantu kerajaan Sumbawa denganharga 42 Ringgit perkepala. Orang-orang perahu yang dibeli oleh perdana menteriMala Rangang itu ditempatkan di Dusun Kuang Amuk. Keras dugaan, bahwamasyarakat Kuang Amuk sekarang adalah keturunan orang-orang perahu yang dibelioleh perdana menteri Kerajaan Sumbawa Mala Rangang dahulu.
Karena dibeli oleh perdana menteri kerajaan,ketika itu masyarakat Kuang Amuk dikenal sangat setia dengan kerajaan Sumbawa,bahkan hingga sekarangpun kesetiaan masyarakat Kuang Amuk terhadap Sumbawasangat tinggi, bentuk kesetiaannya bisa dilihat terhadap tanggungjawabnya untukmelestarikan hutan dan alam di sekelilingnya. Masih lestarinyabinatang-binatang langka dan berdiri gagahnya pohon-pohon besar sertamenghijaunya dataran-dataran hutan di sekitar Dusun Kuang Amuk tidak terlepas daribagian kecintaan masyarakat Kuang Amuk untuk melestarikannya. Tidak terkecualiamannya Ai Beling yang kini mulai kesohor di Sumbawa sebagai obyek wisata.
4.     Sarkofag Airenung
Empat buah batu yang berbentuk khas, diam membeku.Dia berbeda dengan batu-batu lainnya. Keunikannya tidak saja pada bentuknya,dia memiliki latar belakang kesejarahan. Batu itu disebut orang dengan namaKuburan Batu atau Sarkofagus.
Batu-batu yang memiliki wadah dan penutup daribatu berbentuk atap rumah dengan dengan tonjolan mirip kepala manusia sertadilengkapi dengan pahatan bergambar binatang melata yang menyerupai buaya danmanusia yang memperlihatkan alat kelaminnya. Memang tidak muncul sendiri, diasengaja dibuat sebagai tempat penguburan pada zaman dahulu.
Pahatan di batu itu mengandung makna yang memberiperlambang-perlambang pahatan binatang melata melambangkan suatu yangberhubungan dengan alam arwah. Muka dan kepala manusia memberi perlambanganterhadap pencegahan bahaya. Sedangkan alat kelamin manusia melambangkan kesuburan.Dari arti dan makna perlambangan itu adalah untuk menghatar arwah orang yangdikubur dalam Sarkofagus agar selamat di alam arwah dan tidak kurang satuapapun.
Kini Sarkofagus di Dusun Ai Renung Desa BatuTering Kecamatan Moyohulu itu menjadi saksi sejarah, bahwa di Dusun Ai Renungyang terjarak sekitar 25 km dari kota Sumbawa Besar telah terjadi tradisipenguburan megalitik Indonesia yang berkembang pada permulaan tarik masehi.Sama halnya dengan tradisi penguburan megalitik di beberapa tempat di tanah air,sebut misalnya di tanah Batak, Jatim, Bali, Sumba dan Kalimantan.
Penguburan yang mirip-mirip dengan Sarkofagus jugaada di Sulawesi Tengah, yakni penguburan di dalam bejana batu yang disebutKalamba dan Sulawesi Utara berbentuk kubus yang disebut Waruga. Atap SarkofagusAi Renung yang berbentuk atap rumah sama dengan bentuk tutup Waruga di SulawesiUtara.
Membuat kuburan batu sebagai tempat peristirahatanterakhir manusia yang meninggal pada zaman itu tidak samua orang bisamelakukannya, karena tempat-tempat khusus seperti itu hanya sebagai tempatperistirahatan terakhir ketua suku atau pimpinan masyarakat, sebab untukmembuat Sarkofagus tentu tidak mudah. Dia membutuhkan pengerahan tenaga danpelaksanaan upacara penguburan yang sangat besar.
Adanya Sarkofagus di Ai Renung sekaligus memberipetanda bahwa di Dusun Ai Renung pada zaman kebudayaan megalitik yang kuatperkembangannya yaitu babak akhir masa prasejarah Indonesia dengan intikebudayaanya, konsepsi alam arwah dalam kaitannya dengan pemujaan terhadapleluhur telah mengenal sistim sosial adanya unsur kepemimpinan.
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di AiRenung pada tahun 1980 menyebutkan, bahwa tim peneliti pada waktu itu jugamenemukan peralatan-peralatan dari batu yang berfungsi untuk mengapak,membelah, menyerut, mengiris, menusuk dan lain sebagainya. Dan beberapa batuberbentuk khas tradisi paleolitik yang berkembang di Indonesia dan Asia Timurkhususnya juga di temukan di Batu Tering seperti tipe-tipe kapak berimbas (chopper ) kapak penetak (chopping-tool) pahat gemgam ( hands axe ).
Daerah ini memang kaya dengan peninggalan terutamayang berkaitan dengan bukti-bukti sejarah dalam bentuk batu dan kalau kitaberjalan-jalan ke Ai Renung tentu tidak Sarkofagus saja bisa kita saksikan,karena di Desa Batu Tering ada Liang Petang ( Gua Gelap atau Gua Malam ) yangdi dalamnya terdapat stalagnit dan stalagtit serta patung batu mirip manusia,balai-balai dan alat tenun. Selain itu di Desa ini juga terdapat Liang Bukal (Gua Kelelawar ). Konon ceritanya pada zaman penjajahan Belanda digunakansebagai tempat bersembunyinya bangsawan Makasar yang bernama Datu Tering Ganoyang di kejar-kejar tentara Belanda ketika melakukan perjalanan ke Sumbawa.Nama Desa Batu Tering boleh jadi erat hubungannya dengan nama Datu Tering Ganodari Makasar itu.

GAMBARAN UMUM
PROYEK BENDUNGAN BATU BULAN
DAN JARINGAN IRIGASI
( SSIMP-III,JBIC Loan )
1.     Pendahuluan.
Bendungan Batu Bulan terletak di Kecamatan MoyoHulu, Kabupaten Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat sekitar 18 km sebelatenggara ibu kota Kabupaten Sumbawa. Bendungan Batu Bulan dibangun terutamapengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Moyo Hulu dan Moyo Hilir. Daerahlayanan irigasi adalah 5,576 ha terletak di 4 (empat) daerah irigasi yaitu :
  •   Irigasi Moyo Kanan seluas 973 ha termasukirigasi Bendungan Moyo yang telah ada seluas 621 ha, 
  • Pengembangan jaringan irigasi baru MoyoKiri seluas 1,529 ha 
  • Pengembangan jaringan irigasi baru BatuBulan Kiri seluas 1,566 ha, dan 
  • Pengembangan jaringan irigasi Batu BulanKanan seluas 1,509 ha
Bendungan Batu Bulan dibangun menutup lembahsungai Moyo, sedikit di sebelah hilir pertemuan sungai sebasang (sungai Rea) disebelah barat dan sungai Lito di sebelah timur. Waduk / Bendungan Batu Bulandirancang berkapasitas total 54 juta m3 terdiri dari 49 juta m3tampung hidup dan 5 juta m3 tampung mati. Volume waduk di ataspermukaan air maksimum (EL.60.00,) dicadangkan untuk retensi banjir sebesar 32juta m3 . luas genangan eaduk sampai dengan elevasi +60 mdiperkirakan 646 ha, sedangkan luas sampai dengan batas reservoir rim EL.65.00,sekitar 932 ha.
Rencana Bendungan Batu Bulan pertama kali munculdari hasil master planning study di bidang pengembangan sumber daya air pulauSumbawa oleh Fenco Consultantpada                 “ Sumbawa WaterResourses Development Study “ tahun 1981 – 1983. feasibility study dilaksanakanoleh Fenco pada tahap“ Sumbawa Water Resourses Development Study – ExtensionPhase “ tahun 1983 – 1985. dana untuk pekerjaan study ini diperoleh dariCanadian Aid. Detailed design bendungan dan jaringan irigasi Batu Bulandilaksanakan pada tahun 1990-1991 oleh Colenco and Associates dengan sumberdana dari ADB. Pada saat yang sama dilaksanakan alternatif design untukBendungan Pelaparado di Kabupaten Bima. Tahun 1994 proyek Bendungan Batu Bulanuntuk memperoleh dana dari ADB guna implementasinya, namun tidak disetujui.Tahun 1996 Appraisal Mission dari OECF ( sekarang JBIC ) menyetujui skemadengan ditunjuk Nippon Koi Co., Ltd. & Associated sebagai Konsultan SSIMP-III,namun secara fisik dilaksanakan mulai tahun 1997. 
Proses tender pembangunan bendungan batu Bulandilaksanakan mulai Mei 1998, dan pada Desember 1998, ditandatangani kontrakpekerjaan fisik. Secara fisik, Bendungan Batu Bulan terdiri dari sebuah bendunganutama ( maindam ), 4 buah bendungan penutup ( saddle dam 1,2,3 dan ridge dam ),satu bangunan pelimpah, satu bangunan pelimpah darurat ( emergency spillway )terletak pada saddle dam 3 dan 2 buah bangunan pengeluaran ( outlet no.1 dan 2). Bendungan Batu Bulan saat ini tercatat sebagai bendungan terpanjang dipropinsi Nusa Tenggara Barat, dengan panjang puncak bendungan total 2,750 m.
1.     Konstruksi Bendungan
Pelaksanaan Bendungan Batu Bulan dimulai pada awaltahun 1999. kontrak pelaksanaan pekerjaan diberikan kepada PT. Brantas Abipraya( Persero ) setelah melalui proses perlelangan internasional pada tahun 1998.konstruksi Bendungan Batu Bulan dilaksanakan selama 42 bulan terhitung mulai 7Desember 1998 sampai 18 April 2002. pelaksanaan kontrak induk mengalamiperpanjangan sampai dengan Februari 2003 setelah adanya pekerjaan tambahantahap -1. nilai kontrak pekerjaan terakhir termasuk ekskalasi selama priodekonstruksi adalah US$ 5,85 juta dan Rp. 74,790 juta atau setara dengan Rp.109,896 juta dengan asumsi nilai tukar US$ 1 = Rp. 6,000.
Pada bulan desember 2002, seluruk pekerjaanstruktur utama bendungan telah selesai dan sekitar pertengahan Desember 2002,pintu diversion conduit ditutup, menandai dimulainya proses pengisian waduk (reservoir impounding ). Pada tanggal 11 Februari 2003, muka air waduk mencapaipuncaknya ( EL.60 ) dan melimpah. Sampai dengan akhir bulan Februari 2003 airwaduk diperkirakan akan tetap melimpah mengingat saat ini curah hujan di DASsungai Sebasang masih cukup besar. Sebelum air waduk melimpah melalui spillway,selama hampir 2 (dua) minggu di bulan Januari 2003 air waduk dikeluarkansebesar 1 m3/det memenuhi permintaan masyarakat sekitar Moyo untukkeperluan tanam.
2.     Pembangunan Jaringan Irigasi
Proyek Jaringan Irigasi Batu Bulan adalah salahsatu pekerjaan yang didanai oleh Japan Bank for International Cooperation(JBIC) Loan IP-499 dalam program SSIMP-III dengan tujuan untuk perluasan daerahpertanian beririgasi tehnis dan sekaligus meningkatkan intensitas tanam menjadi250%. Lingkup pekerjaan meliputi pembangunan Bendungan Batu Bulan dan jaringanirigasi mainsystem dan tersier. Jaringan irigasi Batu Bulan tersebar di 3(tiga) wilayah kecamatan, yaitu : kecamatan Moyo Hulu, kecamatan Moyo Hilir danKecamatan Lape-Lopok.
Jaringan irigasi direncanakan untuk mengairi sawahseluas ± 5,576 ha, dengan pola tanam minimal Padi-Palawija-Palawija dan totalintesitas tanam rencana ± 250% setahun. Sebagian besar, kondisi lahan saat inisudah beririgasi semi teknis ( disebut semi teknis karena sebagian besarbangunan sadap tidak dilengkapi pintu pengatur dan alat ukur debit ).
3.     Gambaran Umum Sistim
Jaringan irigasi Bendungan Batu Bulan terletak di4 (empat) sub daerah irigasi sebagaimana diuraikan singkat di bawah ini.
Batu Bulan Kiri dan Moyo Kiri
Daerah irigasi ini akan mendapat air dari intakeNo.1 yang berada di sisi kiri bendungan. Total luas daerah irigasi adalah 3,095ha dibagi menjadi 2 paket kontrak yaitu Batu Bulan Kiri seluas 1,566 ha danMoyo Kiri seluas 1,529 ha. Areal irigasi tersebar di 9 (sembilan) wilayah desa,yaitu : desa Batu Bulan, desa Pernek, desa Leseng, desa Boak, desa Serading,desa Poto, desa sebewe dan desa Moyo.
Daerah irigasi Moyo Kiri pada awalnya kanmemperoleh air irigasi dari Bendungan Moyo, namun untuk mencapai sasaranekstensifikasi maksimum, maka sumber air irigasi untuk Moyo Kiri dialihkan keSaluran Induk batu Bulan Kiri. Dengan demikian elevasi saluran lebih tinggi dandiperoleh tambahan luas layanan sekitar 400 ha.
Batu Bulan Kanan
Daerah irigasi ini akan mendapat air dari intakeNo.2 yang berada di sisi kanan bendungan Batu Bulan.total daerah irigasi adalah1,508 ha, tersebar di 4 (empat) wilayah desa, yaitu : desa Batu Bulan, desaLeseng, desa Serading dan desa Lopok.
Moyo Kanan.
Daerah irigasi akan mendapat air dari bendunganmoyo ( mulai dibangun pada tahun 1948 ) yang disuplay dari bendungan Batu Bulanmelalui intake No.2. Dari intake ini air waduk dialirkan ke sungai Moyo danselanjutnya ditangkap oleh bendungan Moyo yang berada di hilir bendungan.

4.     Rencana Penyiapan Lahan Pengairan
Berdasarkan tata guna lahan pada saat ini, daerahyang akan mendapat air dari jaringan irigasi Batu Bulan dikelompokkan sebagaiberikut : sawah irigasi semi teknis, sawah tadah hujan dan ladang daerah tinggiyang masih berupa lahan kering.
Sawah irigasi semi teknis yang ada pada umumnyasudah dilengkapi dengan bendungan-bendungan kecil untuk menaikan air sesuaidengan ketinggian air yang dibutuhkan. Pola tanam yang sudah bejalan adalahPadi (MT.I) dan Palawija (MT.II) dengan intesitas tanam berkisar 150% - 200%.
Cakupan daerah irigasi dengan bendungan-bendungankecil tersebut berkisar antara 25-100 ha, kecuali bendungan Moyo yang sudahmemiliki areal 621 ha. Debit inflow yang masuk ke bendungan-bendungan tersebutsangat terbatas dan pada umumnya mulai bulan Mei sudah kekurangan air, sehinggapraktis musim tanam III petani tidak bisa tanam.
Mengingat kondisi rencana daerah irigasi banyakyang masih berupa ladang pada tanah dataran tinggi, maka kegiatan yang akanmenyertai dari rencana pembangunan jaringan ini adalah Penyiapan LahanBeperngairan (PLB), yang lokasinya tersebar di 3 (tga) daerah irigasi yaituMoyo Kiri, Batu Bulan Kiri dan Batu Bulan Kanan, seluas lebih kurang 1,500 ha.
5.     Implementasi
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan pembangunanbendungan berikut jaringan irigasi Batu Bulan dibagi menjadi 8 (delapan) paketpekerjaan, sebagai berikut :
Paket 1  : Pekerjaan pembangunan Bendungan Batu Bulan (dilaksanakan oleh PT.Brantas Abipraya)
Paket 2  : Rehabilitasi Bendungan dan Jaringanirigasi Moyo Kanan (Kontraktor : PT. Nindya Karya)
Paket 3   : Pembangunan Jaringan irigasi Moyo Kiri (Kontraktor : PT. Pembangunan Perumahan)
Paket 4   : Pembangunan Jaringan irigasi Batu Bulan Kiri (Kontraktor : PT. MetroLestari Utama)
Paket 5   : Pembangunan Jaringan irigasi Batu Bulan Kanan (Kontraktor : PT. AdhiKarya).
Paket 6  : Pembangunan Jaringan irigasi TersierMoyo Kiri (Kontraktor : PT. Baranusa Danatama)
Pakrt 7  : Pembangunan Jaringan irigasi Tersier Batu Bulan Kiri (Kontraktor : PT.Rangga Eka Pratama)
Paket 8 : Pembangunan Jaringan irigasi Tersier Batu Bulan Kanan (Kontraktor : PT.Bina Terang Utama)